Langsung ke konten utama

ESAI: GURU, DIGUGU TAPI JANGAN DITIRU - S. Fahmi Bastian

GURU, DIGUGU TAPI JANGAN DITIRU


Guru anu. Anu? Iya anu. Berawal dari hasrat ingin belajar. Hasrat ingin bertutur. Semangat daging yang bernyawa ini. Entah apa karena banyak realita yang sudah tidak sesuai yang dituturkan. Guru anu. Ingin menyampaikan teorinya. Menyampaikan hasil perenungannya. Entah ada referensi atau tidak. Hee... lah dalah.
Merenung. Kopi lagi yang menjadi sumbernya. Mungkin karena guru anu adalah orang yang suka mencari pendapat dari sisi-sisi yang tidak terduga. Sering kali bertentangan. Untung ada kebiasaan ngopi yang membuat guru anu tidak grusa-grusu saat membuat gagasan.
Ketika zaman mahasiswa guru anu memang kenal dekat dengan orang-orang yang tidak normal. Tidak normal dalam arti positif. Orang-orang yang dikenalnya sungguh beraneka ragam karakternya. Orang-orang yang dikenal itu pasti diposisikan sebagai guru oleh guru anu.
Ada kenalannya yang bicaranya ceplas-ceplos tapi jujur. Enak didengarkan. Tapi jangan salah. Dia sering bercerita tentang prosesnya saat dulu masih menjadi mahasiswa. Sederhana. Uang buat apa? Ngeprint buku adalah hobinya. Uang darimana? Dari orang tuanya lah. Berapapun yang diminta. Tak berat orangtua memberinya uang jika digunakan untuk departemen urusan belajar.
Guru anu selalu merenung ketika melihat fenomena-fenomena menarik seperti itu. Dia pasti pergi ke warung langsung untuk ngopi. Berfikir. Berfikir. Berfikir. Kenalan yang tadi adalah benar-benar guru. Bagi guru anu berfikir sejenak terhadap sesuatu lebih penting daripada menulis sesuatu itu menjadi status di sosial media.
Soal uang kenalannya tadi minim sekali. Meskipun tidak punya banyak uang. Tapi prioritasnya adalah belajar. Dia kaya dalam urusan fasilitas belajar. Tapi sangat sangat sederhana bahkan kurang dalam urusan lainnya.
Pengalaman lainnya yang pernah diceritakan adalah tentang pengalaman cintanya yang menyedihkan. Tapi akhirnya happy ending. Kok tentang cinta? Hubungannya sama pendidikan apa?
Sebentar. Sebentar. Jangan beranggapan pendidikan, ilmu, pengetahuan, keahlian, penelitian dan tetek bengek lainnya itu dapat diraih dari omongan-omongan formal dikelas atau di seminar kayak gitu-gitu. Jangan salah. Obrolan tidak bermutu kadang memberimu inspirasi untuk semangat belajar.
Yah. Paradoks memang. Tapi memang itu yang dirasakan oleh guru anu ketika mendengarkan obrolan-obrolan semacam itu. Bahkan seringkali guru anu mau belajar fisika lagi karena perkataan-perkataan terkait cinta tadi. Yah panjang ceritanya. Poinnya kenalannya tadi bertutur soal cinta.
“Jadi laki-laki tidak usah bingung soal cinta di tolak, pada saat nanti yang menolak tadi akan menerimamu jika kamu sudah sukses” kata gurunya guru anu.
Guru anu. Berfikir sejenak. Apa iya? Iya juga. Ternyata perkataan tersebut merubah tingkah laku dan pola fikir guru anu. Yang awalnya belajar ya cuma pas mau ujian saja. Sekarang jadi bertanya-tanya sendiri. Kalau guru anu kayak gitu terus. Mau jadi apa? Mau jadi orang kalah? Tidak. Tidak. Tidak sudi!
Berfikir lagi. Guru anu merasa mendapatkan pendidikan yang super exlusive. Ketika dia malas belajar. Maka ribuan pesaingmu sedang belajar. Gimana jika guru anu tidak menjadi individu yang berkualitas. Beranikah maju untuk pasangannya?
Cambukan. Motivasi. Dari obrolan-obrolan yang terkesan tidak akademik. Banyak petuah-petuah yang disangkalnya. Guru anu memang sedikit sembrono. Salah satunya adalah guru anu tidak setuju dengan guru yang digugu dan ditiru. Tapi dia lebih setuju dengan “GURU DIGUGU TAPI JANGAN DITIRU”.
Apa-apaan ini. Sebentar lah. Maksudnya apa. Guru anu dengan PD nya memberi argumen. Teringat waktu ngopi. Kantin yang ada didekat tempat favoritnya itu. Argumen nya agak nyeneh kali ini.
Guru itu harus digugu atau dipercaya tapi janganlah ditiru. Kenapa? Karena setiap guru ingin muridnya lebih baik dari dirinya. Bahkan setiap bapak pasti pernah mengatakan pada anaknya “Nak.. jangan seperti bapak!” (lagunya iksan skuter).
Murid wajib menghormati guru. Guru orang yang patut dipercaya. Namun harus dipilih-pilih dulu sikap apa yang harus ditiru dari seorang guru. Jika guru cara belajar terbaiknya dengan membaca buku, maka jangan mengatakan. “gurumu itu loo.. suka membaca, ditiru noh”.
Pada dasarnya adalah setiap manusia memiliki daya kreatifnya. Jika hanya meniru dan meniru maka kreatif akan hilang. Guru anu makin cakap saja. Healaaah apa iya? Setiap murid itu berhak menjadi lebih baik dari gurunya. Tapi tidak berhak merasa lebih baik dari gurunya. Bahkan tidak berhak merasa lebih baik dari anjing, dari tikus got ataupun dari iblis sekalipun.
Terus nggak boleh gitu meniru guru? Ya jika menirunya secara radikal ya jangan. Impresi setiap orang itu berbeda. Lakukan yang menurutmu baik untukmu. Baik untukmu. Dan baik untukmu.
Guru anu ini memang ada-ada saja. Apakah guru anu harus digugu? Iya boleh. Apa guru anu harus ditiru? Nggak perlu. Buwakakaka... berati tulisan yang buaanyak berparagraf-paragraf itu gak perlu dipraktekan ya?
Guru anu mungkin bukan guru yang patut ditiru. Tapi jika ingin menirunya harus paham bener-bener tentang konsekoensi apa yang kira-kira terjadi. Kembali lagi baik untukmu atau tidak. Itulah pendidikan. Datang dari orang baik. Datang dari orang aneh. Datang dari kaya. Datang dari orang miskin. Datang dari orang bodoh. Datang dari semua orang. Tidak melulu datang dari bangku sekolah. Kadang datang dari hal-hal yang tidak terduga.


Yogyakarta, 9 April 2018
Fahmi bastian



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chord Sia-Sia (musikalisasi puisi Chairil Anwar)

Chord Sia-Sia (musikalisasi puisi Chairil Anwar) Intro: Cm B E Cm B E A B E E A E Penghabisan kali itu kau datang A B E Membawaku kembang berkarang E A E Mawar merah dan melati putih A B E Darah dan Suci Bridge: Cm B E Cm B E A B E E A E Kau tebarkan depanku A B E A E B E Serta pandang yang memastikan: untukmu. untukmu Bridge: Cm B E Cm B E A B E A B E Lalu kita sama termangu A B E Saling bertanya: apakah ini? A B E Lalu kita sama termangu A B E Saling bertanya: apakah ini? A E B E Cinta? Cinta? A B E Keduanya tak mengerti A B E A B E Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri A B E A B E Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri A B E  Ah! Hatiku yang tak mau memberi A B E Mampus kau dikoyak-koyak sepi. A B E  Ah! Hatiku yang tak mau memberi A B E Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

Triwikromo (Kesaktian Jawa) dan Obrolan Fisika - Narasi Fisika Fahmi B.

Triwikromo Hallo gaes.. Kali ini saya ingin sharing tentang apa itu triwikromo. Tulisan ini saya buat untuk sharing tentang apa yang saya pahami dan dapatkan. tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan, maka dari itu tulisan ini sangat terbuka untuk di kritik. Oke langsung saja.. Triwikromo itu tentang tiga masa. Yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Waktu merupakan suatu hal yang tidak dapat di ulang kembali. Maka dari   itu, kita harus berada pada posisi terbaik, keadaan terbaik, dalam setiap waktu. Karena itu adalah wujud dari memanfaatkan waktu. Dalam ilmu fisika, waktu dianggap parameter yang sangat penting. Waktu akan dijadikan titik titik yang menggambarkan berlangsungnya suatu fenomena. Semisal ada bola yang menggelinding selama 10 detik. Jika di detik pertama kita tidak menendangnya, maka di detik ke dua bola tersebut tidak akan berpindah. Jika kita menendangnya di detik ke 5 maka saat itu juga bola akan berpindah di detik selanjutnya. Itu...

(PDF) Tes Diagnostik Miskonsepsi pada Materi Gas Ideal dan Teori Kinetik Gas dengan Menggunakan Instrumen Berbentuk Soal Pilihan Ganda Beralasan Terbuka

Tes Diagnostik Miskonsepsi p ada Materi Gas Ideal d an Teori Kinetik Gas d engan Menggunakan Instrumen Berbentuk Soal Pilihan Ganda Beralasan Terbuka Betavia Kusindrastuti 1 , Novi Ayu Lestari 2 , Rizka Triana 3 , Syafi’i Fahmi Bastian 4 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jl . Marsda Adisucipto, Telp. (0274) 519739, Fax. (0274) 540971 e-mail: betavia.kusindrastuti1906@gmail.com INTISARI - Konsepsi pembelajaran fisika masing-masing peserta didik berbeda. Peserta didik cenderung kesulitan dalam memahami konsep fisika karena adanya miskonsepsi. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang telah diuji dan disepakati para pakar fisika. Miskonsepsi rawan terjadi dalam pembelajaran bila tidak diperhatikan oleh pendidik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi gas ideal dan teori kinetik gas. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif di ma...