PENYAKIT SINDROM KEANGKUHAN INTELEKTUAL
CH UIN Yogyakarta, 17 April 2018
Fahmi Bastian
Yaa.. yaa.. yaa.. ada-ada saja masalah kedirian manusia. Hmmmm. Kali ini penyakit ini berhubungan dengan hati. Hati yang berpengaruh pada tingkah baik buruknya manusia.
Semakin tinggi pendidikan manusia akan semakin baik kualitas manusia. Hmmm.. memang. Iya memang. Kelihatan waw jika gelar nya berenteng-renteng. Tapi yang banyak terjadi adalah keangkuhan. Ini penelitian saya! Hebat kan?
Banyak buku-buku ditulis dan diterbitkan. Wuiiihh.. Dengan bangga mempersembahkan...! Ditulis oleh Prof..! Doktor..! Insinyur..! Ust...! Lulusan sini..! Lulusan sana..! Ya.. ya.. ya.. beda sekali dengan Orang-orang hebat jaman dulu. Hmmm.
Kyai-kyai dahulu. Sangat takut terhadap sifat-sifat keangkuhan. Karena itu akan menjatuhkan dirinya. Keangkuhan adalah sifat yang sangat halus. Tidak kasat mata! Dalam sebuah kitab zaman saya ngaji dulu, kata pengantar dari sang penulis itu dia sama sekali tidak meninggi-ninggikan dirinya. Bahkan sang penulis yang merupakan kyai besar mengatakan bahwa beliau juga manusia biasa.
Keangkuhan intelektual adalah kehancuran. Tidak mau menerima pendapat orang lain. Sungguh manusia benar-benar lupa. Jikalau sudah ada cerita, mengapa masih dilupakan? Apakah cerita tentang Jin yang tidak mau sujud pada Adam itu tidak menyadarkan? Bahwa DOSA PERTAMA KALI yang dilakukan oleh makhluk Allah adalah kesombongan. Keangkuhan Jin yang tak mau sujud pada Manusia atas perintah Allah.
Memang bahaya. Memang tidak terasa. Memang kadang sifat angkuh itu menyenangkan. Hmmmmm..
CH UIN Yogyakarta, 17 April 2018
Fahmi Bastian
Komentar
Posting Komentar