KATA BAPAK SAYA, NAK JANGAN SEPERTI BAPAK!
Manusia diceritakan sebagai makhluk yang tidak sempurna, pasti memiliki kesalahan. Tapi dibahasan lain, manusia diceritakan sebagai makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan. Hmmmm. Mungkin karena ilmuku belum sampai yang akhirnya bingung soal hal tersebut. Hmmmm
Kenapa dibingungkan? Entahlah. Kadang ada juga sih ya kejadian yang jelek tapi impasnya malah bagus untuk kita. Hmmmm.. bahkan sebaliknya, kadang yang bagus-bagus malah bikin terlena.
Bapak saya pernah bilang, bahkan sering.
"Nak, jangan seperti bapak ya nak..."
Saya mikir tuh, maksudnya gimana ini pak. Bapak ini orang yang baik lho ya, kok ... Ah bingung pak.
"Sekolah yang pinter ya nak, jangan kayak bapakmu".
Orangtua mana yang tidak pernah bilang seperti itu. Ya entahlah.
Mungkin begitulah orangtua mendidik anaknya. Supaya anaknya menjadi lebih darinya, menjadi orang alim, berilmu, beruang, dan rajin menabung. Orangtua pasti rela berkorban demi anaknya. Hmmmm. Saya jadi terenyuh ketika mendengar wejangan seperti itu. Yayaya. Mungkin ini bagian dari hidup yang paradoks.
Sepanas-panasnya matahari, sedingin-dinginnya hujan, seberat-beratnya pekerjaan, bapak ibuk kita terus berjuang. Ya nggak? Mau malas juga terbesit ingatan-ingatan semacam itu. Hmmmm
Suatu saat, setiap anak harus membanggakan orangtua. Menjadi lebih dari seorang bapak, tapi sehebat-hebatnya nanti, tetap harus memberi nasihat yang sama pada anak.
"Nak, jangan seperti bapak".
Workshop Fisika (UIN SUKA), 26 April 2018
Fahmi Bastian
Manusia diceritakan sebagai makhluk yang tidak sempurna, pasti memiliki kesalahan. Tapi dibahasan lain, manusia diceritakan sebagai makhluk yang sempurna yang diciptakan Tuhan. Hmmmm. Mungkin karena ilmuku belum sampai yang akhirnya bingung soal hal tersebut. Hmmmm
Kenapa dibingungkan? Entahlah. Kadang ada juga sih ya kejadian yang jelek tapi impasnya malah bagus untuk kita. Hmmmm.. bahkan sebaliknya, kadang yang bagus-bagus malah bikin terlena.
Bapak saya pernah bilang, bahkan sering.
"Nak, jangan seperti bapak ya nak..."
Saya mikir tuh, maksudnya gimana ini pak. Bapak ini orang yang baik lho ya, kok ... Ah bingung pak.
"Sekolah yang pinter ya nak, jangan kayak bapakmu".
Orangtua mana yang tidak pernah bilang seperti itu. Ya entahlah.
Mungkin begitulah orangtua mendidik anaknya. Supaya anaknya menjadi lebih darinya, menjadi orang alim, berilmu, beruang, dan rajin menabung. Orangtua pasti rela berkorban demi anaknya. Hmmmm. Saya jadi terenyuh ketika mendengar wejangan seperti itu. Yayaya. Mungkin ini bagian dari hidup yang paradoks.
Sepanas-panasnya matahari, sedingin-dinginnya hujan, seberat-beratnya pekerjaan, bapak ibuk kita terus berjuang. Ya nggak? Mau malas juga terbesit ingatan-ingatan semacam itu. Hmmmm
Suatu saat, setiap anak harus membanggakan orangtua. Menjadi lebih dari seorang bapak, tapi sehebat-hebatnya nanti, tetap harus memberi nasihat yang sama pada anak.
"Nak, jangan seperti bapak".
Workshop Fisika (UIN SUKA), 26 April 2018
Fahmi Bastian
Komentar
Posting Komentar