GURU ANU BILANG, SERIUS ATAU TIDAK DALAM MENGAJAR ITU GAJINYA SAMA?
Guru anu seperti nya bikin sensai lagi. Kali ini dia memberi opini yang agak ngawur. Yahh.. sudah pernah saya ceritakan, kalau guru anu memang orangnya sedikit aneh. Dia sukanya yang nyeleneh-nyeleneh.
Mengingat keadaan yang agak liberal, orang-orang memiliki perspektif yang dianutnya. Guru anu tidak mau diam diri. Dia sebagai guru yang anu, mungkin resah atas yang terjadi. Apa yang terjadi dalam hidupnya coba di ungkapkan nya.
Guru anu berpendapat bahwa di sekolah kini banyak terjadi hal yang tidak sesuai dengan hatinya. Kegiatan di sekolah hanya sebagai formalitas administrasi saja. Hmmm. Hal ini dapat dilihat dari pola pikir orang-orang yang ada didalamnya.
Seorang guru layaknya di gaji negara dengan gaji yang sebanding. Sehingga, proses administrasi dari beberapa guru juga sama. Dalam jabatan yang sama, ditempat yang sama, jika ada dua guru dengan keseluruhannya sama, tapi ada sedikit perbedaan, yaitu tentang keseriusan dalam mendidik.
Apa yang terjadi jika ada pemikiran seperti itu. Guru anu berkata :
"Lah wong saya ngajar serius sama tidak gajinya loh sama, kenapa harus repot?"
Ahh. Ada-ada saja. Tapi dipikir-pikir logic juga. Bwakakaka. Seorang guru yang kedonyan mungkin berfikir nya seperti itu. Secara empiris hal tersebut ada. Dan sah-sah saja (mungkin) secara hukum. Yang penting administrasi beres, ngajar dikelas, gajian.
Peserta didik membutuhkan hal yang lebih dari itu untuk menjadi manusia. Peserta didik punya cita-cita yang ingin disampaikan, perseta didik butuh kedekatan dengan gurunya. Hmmmm.
Mungkin tidak ada yang salah. Tapi kesadaran diawal lebih bisa memperbaiki pola pikir. Guru anu sekarang juga baru mengerti akan hal tersebut. Hmmm.. guru anu kini berfikir lagi
" Enaknya jadi guru yang serius apa nggak ya? Wong gajinya sama saja.."
Temennya menjawab:
"Gini aja.. hari Senin, selasa harus serius, nggak boleh telat, harus inovatif... Nah terus hari Rabu, kamis, Jumat, itu ya seadanya saja..." Bwakakaka... Guru anu tertawa..
Lantai 4 FST Yogyakarta, 20 April 2018
Fahmi Bastian
Fahmi Bastian
Komentar
Posting Komentar