DEMI SEKOLAH YANG LEBIH MURAH, ORANG KAYA RELA DI CAP MLARAT
Pendidikan semakin hari kok semakin memprihatinkan. Entah apa karena mahalnya biaya sekolah, atau mungkin karena susahnya diterima di sekolah favorit. Hmmmmhh
Orang tua siswa tak malu dengan terang-terangan pergi ke balai desa. Dengan mengendarai mobil keluaran terbaru super klimis, mereka minta SKTM (surat keterangan tidak mampu). Sebagian orang menyebutnya SK (surat kere). Hmmmm
Usut punya usut, mereka meminta surat tersebut untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah. Eaaalaahhh.. lah kalau seumpama jadi miskin beneran mau apa?
Yang pertama, mungkin kebanyakan orang tua melakukannya agar anaknya mendapat beasiswa tidak mampu. Yang kedua, mungkin agar anaknya yang kalah secara prestasi bisa masuk ke sekolah favorit.
Karena setahu saya, sekolah favorit mendapat ketentuan untuk komposisi peserta didik mensyaratkan sekitar 20% peserta didik harus berasal dari keluarga tidak mampu.
Apalah daya, sekarang malah disalahkan gunakan oleh orang-orang.
Ataukah ini adalah satu langkah dari rangkaian proses membuat semacam kartu sakti seperti milik pelajar-pelajar diluar negeri.
Ada seorang teman saya, kemarin baru pulang kuliah dari Taiwan. Di bercerita tentang Kartu Sakti. Kartu ini bisa dipakai buat naik bus, ngeprint buku, makan cilok, dll. Katanya.
Dipikir-pikir, saat melihat kartu sakti dan SKTM, secara fungsional, keduanya memiliki kesamaan.
Dengan kartu sakti, diluar negeri, kita bisa mendapat kortingan harga. Dengan SKTM, di Indonesia, kita bisa mendapat kortingan juga terkait biaya kuliah. Sama saja kan?
Tapi jika dilihat dari sudut pandang kehormatan sebagai makhluk bernyawa, keduanya memiliki perbedaan.
Di luar negeri, itu dipandang sebagai fasilitas yang disediakan pemerintah secara merata. Di Indonesia, itu dipandang sebagai ajang lomba siapa yang paling jago terlihat miskin.
Ahhh sudah lah.. semoga orang-orang kaya yang masih menyalahgunakan SKTM terbebas dari penyakit mental kere..
Toh.. emangnya mau kalau jadi tidak mampu beneran?? Heuheuheu..
Fahmi Bastian
10 Juli 2018
Posko KKN 96 Kel.15 UIN SUKA
(Rumah pak Rahmadi)
Pendidikan semakin hari kok semakin memprihatinkan. Entah apa karena mahalnya biaya sekolah, atau mungkin karena susahnya diterima di sekolah favorit. Hmmmmhh
Orang tua siswa tak malu dengan terang-terangan pergi ke balai desa. Dengan mengendarai mobil keluaran terbaru super klimis, mereka minta SKTM (surat keterangan tidak mampu). Sebagian orang menyebutnya SK (surat kere). Hmmmm
Usut punya usut, mereka meminta surat tersebut untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah. Eaaalaahhh.. lah kalau seumpama jadi miskin beneran mau apa?
Yang pertama, mungkin kebanyakan orang tua melakukannya agar anaknya mendapat beasiswa tidak mampu. Yang kedua, mungkin agar anaknya yang kalah secara prestasi bisa masuk ke sekolah favorit.
Karena setahu saya, sekolah favorit mendapat ketentuan untuk komposisi peserta didik mensyaratkan sekitar 20% peserta didik harus berasal dari keluarga tidak mampu.
Apalah daya, sekarang malah disalahkan gunakan oleh orang-orang.
Ataukah ini adalah satu langkah dari rangkaian proses membuat semacam kartu sakti seperti milik pelajar-pelajar diluar negeri.
Ada seorang teman saya, kemarin baru pulang kuliah dari Taiwan. Di bercerita tentang Kartu Sakti. Kartu ini bisa dipakai buat naik bus, ngeprint buku, makan cilok, dll. Katanya.
Dipikir-pikir, saat melihat kartu sakti dan SKTM, secara fungsional, keduanya memiliki kesamaan.
Dengan kartu sakti, diluar negeri, kita bisa mendapat kortingan harga. Dengan SKTM, di Indonesia, kita bisa mendapat kortingan juga terkait biaya kuliah. Sama saja kan?
Tapi jika dilihat dari sudut pandang kehormatan sebagai makhluk bernyawa, keduanya memiliki perbedaan.
Di luar negeri, itu dipandang sebagai fasilitas yang disediakan pemerintah secara merata. Di Indonesia, itu dipandang sebagai ajang lomba siapa yang paling jago terlihat miskin.
Ahhh sudah lah.. semoga orang-orang kaya yang masih menyalahgunakan SKTM terbebas dari penyakit mental kere..
Toh.. emangnya mau kalau jadi tidak mampu beneran?? Heuheuheu..
Fahmi Bastian
10 Juli 2018
Posko KKN 96 Kel.15 UIN SUKA
(Rumah pak Rahmadi)
Komentar
Posting Komentar