Mahasiswa macam apa saya ini. Tidak seperti mahasiswa yang lain yang memiliki ambisi untuk menjadi DPR, gubernur, Dosen, dan tetek-bengek lainnya. Saat mereka ditanya.. Apa cita-cita mu!?? Langsung bisa jawab dengan tegas. Saya ingin jadi ini, saya ingin jadi itu.
Namun hal tersebut seperti sudah mulai hilang dari diri saya. Suatu saat saya sedang mengajar fisika di salah satu SMA di Jogja waktu itu. Dan salah satu murid bertanya pada saya "Mas, cita-cita mu jadi apa?" Pertanyaan itu sulit saya jawab waktu itu.. hmmm
Kemudian saya memikirkannya, sebenarnya apa cita-cita saya. Kok kayaknya memang saya nggak punya cita-cita jadi apapun ya. Hal ini bukan berarti saya diam saja dan tidak belajar apapun. Kalau seumpama cita-cita saya ingin menjadi seorang guru, lalu apakah saya jadi guru saja dan tidak mau menjadi pedagang, seniman, dan lainnya?.. padahal dalam diri saya, saya ingin melakukan semua itu. Saya tidak ingin hanya dengan bercita-cita menjadi seorang guru membuat saya meninggalkan semuanya. Bukankah jika berpatok pada satu cita-cita membuat kita sempit dalam berfikir? Jika saya guru kenapa saya mikirin petani, nelayan, bodo amat. Yang penting saya guru. Rendah banget kan cara berpikir nya?
Persepsi saya semacam ini bukan berarti saya malas mengejar masa depan.. bukan ya.. tapi malah ini adalah sebuah kegigihan saya, saya melawan diri saya sendiri. Saya sangat gila dalam belajar apapun. Meskipun saya anak fisika, saya sampai larut malam belajar desain grafis.. kenapa? Karena saya punya kesempatan untuk mempelajarinya. Apakah cita-cita saya menjadi desainer grafis? Tidak juga. Ilmu apapun itu, bagi saya suatu hari akan berguna, meskipun itu tidak ada hubungannya dengan jurusan kita.
Jadi ya gitu, saya bisa dibilang tidak punya cita-cita menjadi seorang apa gitu.. karena saya nggak mau cuma belajar itu-itu saja. Saya ingin belajar lebih. Tapi jika nanti saya kok menjadi seorang guru, tentu saya sangat senang sekali. Tapi ingat, itu bukan cita-cita saya. Saya tidak boleh berhenti dan berpuas diri. Saya harus belajar apapun sesuai perkembangan zaman.
Mungkin bisa jadi, cita-cita saya itu bukan menjadi sebuah Subjek, tetapi cita-cita saya itu verbal. Jadi, cita-cita saya ingin belajar ini itu sesuka hati, dan menerapkan apa saya pelajari untuk kehidupan.
Ibarat jalan-jalan, tujuan saya bukan Malioboro atau alun-alun kidul, tetapi tujuan saya adalah menikmati perjalanan setiap saya mengendarai motor ke tempat itu. Dengan demikian, meskipun saya tidak bercita-cita ke Malioboro, saya tetap bisa mengunjungi Malioboro yang bukan merupakan cita-cita saya. Bingung Ra? Intinya ambisi saya bukan mau jadi apa, tapi mau belajar apa, mau mengembangkan apa, dan mau memberi manfaat apa..
Sekian..
Ini nyata, tapi dianggap guyon saja.. belum tentu pas buat anda.. jika pas, ya syukurlah.. wkwkwk
Fahmi Bastian
25 Desember 2018
Komentar
Posting Komentar