Dunia punya banyak hal di dalamnya.
Perbedaan antar makhluk sangat beragam. Sehingga, saat ku amati, gunung, laut,
burung, lalat, apapun itu, mereka punya tirakatnya masing-masing. Sesekali membuat
terngangah, ketidaktahuan jadi terjawab, karena dasarnya manusia punya logic
yang butuh input yang pas.
Makhluk kecil,
mugkin ku sering menginjakmu. Tapi itu tidak dalam kesengajaan. Percayalah,
kamu akan jadi makhluk yang kuat, hebat, tak terkalahkan. Dia malah diam saja, seolah
tidak peduli soal masa nanti. Terus berjalan dan terus beraktifitas seperti tak
punya telinga dan tak punya mulut.
Kamu suka
yang manis-manis, itu pun sama dengan ku. Berjalan kemanapun untuk memberi. Berjatuhan
untuk menolong yang lain. Berbaris untuk menyapa kawan-kawanmu. Membawakan bikisan
untuk pujaanmu. Kalian terlihat sama.
Melihat makhluk-makhluk
kecil ini, sangat cerdas! Entah siapa yang membuat sistem manajemen saperti
ini. Semuanya begitu rapi, begitu seimbang, begitu akur, dan sejahtera.
Mereka punya
kekuatan yang berbeda dari yang lain. Sekalipun jatuh dari gedung tinggi, kau
masih hidup! Tubuh kecil memang tak akan membunuhmu kala itu.
Dalam hidupmu,
hanya ada dua aturan. Pekerjaan utamamu ya cuma dua ini. Gak pakai tetekmbengek
lain-lain saperti kami. Tapi kesederhanaan itu membuatmu lebih baik dari kami. Kami
sulit menciptakan keseimbangan. Itu karena ego dan kerakusan kami.
Dua aturan
itu adalah, SILATURAHMI dan BERANI MENJADI. Setiap kali, kamu selalu berjalan
menghampiri sekelilingmu, menanyakan siapa mereka, menanyakan kabarnya.
Dengan silaturahmi itu kau tau ada
masalah apa. Jika kamu bersilaturahmi, dan tidak melihat petani, dan saat itu
butuk petani, maka dirimu tanpa disuruh langsung menjadi petani. Begitupun jika
kau tidak melihat tentara, kamu langsung mau berperan menjadi tentara.
Hanya dengan
dua aturan itu hidup kalian bisa mencapai keseimbangan.
*obrolan pagi dengan seekor semut
Hat Yai, 17 februari 2019
Fahmi Bastian
Komentar
Posting Komentar