KIAT-KIAT SUKSES UJIAN MUNAQOSYAH DIJAMIN SAVAGE..!! (disertai dengan alternatif jawaban) – By Fahmi Bastian
KIAT KIAT SUKSES UJIAN SIDANG MUNAQOSYAH DENGAN PREDIKAT “A”,
(disertai dengan alternatif jawaban) di jamin SAVAGE..!! – By Fahmi Bastian
Assalamualaikum..
Halo semuanya, salam Pancasila, salam UIN Sunan Kalijaga..
(tolong jangan dipermasalahkan ya)
Yah, seperti biasa, saya ingin mengulas sesuatu yang
sebenernya tidak terlalu penting buat anda. Tapi harus anda sadari, pelajaran
kadang datang dari sesuatu yang tidak penting. Mungkin tulisan ini tidak
membuat anda jadi lebih baik, tapi mungkin juga bisa membuat anda jadi lebih
baik. Inti nya, saya tidak peduli, karena anda yang menentukan. Salam Pancasila!!!
(pliss jangan protes salam ini).
Oke langsung saja, saya ingin ngasih tips buat kalian agar lancar
dalam menghadapi ujian sidang munaqosyah. Ohya, tips-tips ini saya dapatkan
melalui interview dari beberapa mahasiswa (bukan mahasiswa teladan) dan juga ada
yang berasal dari nasihat dosen. Jadi, kalo kalian dah tau dari mana sumber informasinya,
kalian bisa lah ya mempertimbangkan mau pake tips ini atau nggak. Ok?
Ujian sidang munaqosyah adalah ujian dalam bentuk presentasi
dan adu gagasan tentang skripsi yang kalian tulis. Biasanya, ujian dilaksanakan
selama 1 jam 30 menit.
Sesi pertama adalah
presentasi. Oke.. perlu kalian ketahui bahwa penguji biasanya lebih suka
membaca draf dari pada melihat presentasi kalian. Jadi dalam sesi presentasi
jangan terlalu lama basa-basi.. kayaknya ga penting sih.. soalnya, dari sekian
ratus mahasiswa, pasti basa-basinya sama aja tiap tahunnya. Pengetahuan-pengetahuan
umum tidak perlu dijelaskan, kenapa? Karena dosen penguji sudah hapal diluar
kepala bos.. 10 menit cukuplah buat presentasi.
Sesi kedua, nah ini yang paling greget.. kalian memasuki
sesi pembantaian. Sesi ini adalah sesi tanya jawab. Pliiss, sesulit apapun
pertanyaannya, jawablah dengan tegas dan
jangan sampai kelihatan tol*l didepan penguji. Terimalah semua kritik saran dari
dosen penguji dengan penuh antusias. Pastikan kalian tatap mata dosen kalian
dengan tajam dan penuh keyakinnan. Untuk menunjukan sikap yang lebih
profesional, boleh lah kasih sedikit anggukan sambil satuan kedua tanganmu
didepan dada (gw bingung jelasin gestur tangan tsb njir).
Nah.. dalam sesi ini pasti kalian disuruh buat merespon dosen
penguji, entah respon terhadap pertanyaan, kritik, saran maupun hujatan mereka.
Biasanya, ketika mahasiswa diberi kritik dan saran, mereka hanya mendengarkan
dan mengangguk. Tanpa ada kata. Sumpah, itu tindakan yang parah menurut saya. Yah
paling tidak bilang “ iya, baik Pak, terimakasih” gitu kek. Jangan cuma diem!!!
Gak enak tau didiemin!!! (Lah, nganpain gw ngeGas njir). Kalo pingin lebih
mantab lagi ya kalian ulangi apa yang dikatakan oleh penguji, karena itu
menandakan bahwa kalian benar-benar menerima masukannya. Jangan lupa bumbunya,
pujilah kritik sarannya.
Untuk merespon pertanyaan yang familiar buat kalian, tentu
tingal jawab saja lah ya.. udah hafal juga kan. Yang penting sih jangan ngalor
ngidul, jawab secara jelas dan lugas. Nah buat kalian yang lupa atau ga tau
jawabannya gunakan metode IMNT singkatan dari “Iyaa.. Maaf.. Nanti saya perbaiki.. Terimakasih”. Praktisi dari
metode ini adalah mahasiswa pefis 15 yang lulus dengan nilai ujian “A”. Dia
mengaku bahwa selama sidang, 80% jawaban yang dilontarkan adalah metode IMNT
(data belum diverifikasi, LOL). Perlu kalian tahu, bahwa metode tersebut adalah
senjata terakhir buat kalian yang gak tau harus jawab apa.
Jawaban lain yang
mungkin bisa kalian coba untuk menjawab pertanyaan dosen penguji adalah “ maaf
pak saya tidak paham dengan apa yang anda tanyakan, bisa beri saya pertanyaan
lain?”. Respon ini sedikit ekstrim sih, tapi sebenernya respon ini sangat cocok
dilontarkan ketika diskusi mulai terasa berbelit-belit atau kehilangan arah.
karena sebenarnya dosen itu masih punya banyak pertanyaan untuk mnguji
pemahaman anda.
Udahlah ya, yang penting jangan buat dosen kalian kesal. Pakailah
etika yang baik dalam berdiskusi. Jangan sampai meninggalkan kesan menjatuhkan
diri maupun menjatuhkan dosen pengujimu hingga menimbulkan rasa ga enak
setelahnya.
Karena, mahasiswa dan dosen itu sama-sama manusia.. ingin
pulang baik-baik saja.. sekian artikel ini saya tulis. Semoga ada manfaatnya..
kalo pun gak ada manfaannya, ya anggep aja ada.. ribet amat.
Salam Pancasila..
Wassalam...
Thanks
Yogyakarta, 3 Maret 2020
Fahmi Bastian
*HIBURAN SEMATA
Komentar
Posting Komentar