Saya melihat seseorang yang aneh. Bagimu mungkin biasa saja. Ahh.. dia itu kayak gitu memang dari sananya. Dia jadi luar biasa juga sudah rejekinya. Apakah tidak ada pernyataan yang lebih asik untuk jadi alasan untuk pasang telinga. Dia duduk sembari memegang keningnya. Meskipun secangkir kopi didepannya sudah siap diminum, lantas kenapa dia biarkan begitu saja. Ternyata dia berfikir tentang kesulitannya dalam kesehariaanya. Merasa bodoh dalam hidupnya karena beberapa hal tidak mampu diselesaikan dengan baik. Lagi-lagi dia mengelus-elus keningnya. Entah kenapa, waktu itu, angin cukup kencang menampar pipinya. Sampai-sampai otak panasnya perlahan mulai menjadi dingin. Apakah itu saat yang tepat untuk minum kopi? Aku takut kopi ku jadi dingin. Mulailah dia menyeruput kopinya, hmmmm.. tidak seperti yang dia harapkan. Ternyata tidak seenak yang diharapkan. Dia mulai merasa rindu berkumpul dengan teman-temannya di negeri asalnya. Kopi lokal yang katanya mampu men...
Menarasikan kehidupan